Isolasi
Senyawa Steroid Dari Daun Tapak Liman
Dalam
penelitian ini ekstraksi steroid secara sokletasi dari 500 gram daun tapak
liman dengan menggunakan pelarut n-heksana sehingga diperoleh ekstak n-heksana
dan ampas. Ekstrak n-heksana yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara
menguapkan pelarutnya, sehingga didapatkan ekstrak pekat yang berbentuk pasta
sebanyak 5 gram. Setelah diperoleh ekstrak pekat maka dilanjutkan dengan uji
spesifik steroid menggunakan pereaksi Lieberman Burchard dan memberikan
uji positif yang ditandai dengan terbentuknya warna biru. Terhadap ekstrak
pekat ini dilakukan kromotografi lapis tipis untuk mendapatkan kondisi
pemisahan steroid dari komponen kimia lainnya.
Uji
kromotografi lapis tipis dengan berbagai eluen menunjukan bahwa pemisahan
komponen kimia yang terkandung dalam ekstrak n-heksana relative baik dengan
eluen n-heksana –etil asesat (8:2). Hal ini sesuai dengan system yang
disarankan untuk pemisahan steroid (harborne, 1987). Kromatografi lapis tipis
dari ekstrak pekat ini diperoleh 4 noda yang terpisah dengan baik dengan
Rf:0,7;0,55;0,35 dan 0,15. Selanjutnya untuk pemisahan masing-masing komponen
kimia dilakukan dengan kromotografi kolom sebanyak 4 gram ekstrak pekat dengan
menggunakan eluen n-heksana dan etil asetat secara elusi bergradien (Step
Gradien Polarity). Hasil kromatografi kolom memberikan 14 fraksi yang dapat
dilihat dari tabel 1.
Tabel 1.Hasil Kromotograpi Kolom
Dari Ekstrak Pekat Daun Tapak Liman
No
vial
|
Fraksi
|
Jumlah
noda
|
Uji
steroid
|
1-2
3-5
6-12
13
14-16
17-21
22-30
31-38
39-47
48-54
55-64
65-75
76-87
88-116
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
1
1
2
3
1
2
2
2
2
2
2
2
1
-
|
-
+
-
+
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
|
Hasil
kromotografi kolom yang diperoleh kemudian dimonitor dengan kromotografi
lapis tipis dengan menggunakan eluen n-heksana : etil asetat (8:2) dan
penampakan noda dengan menggunakan lampu ultraviolet, uap I2, dan pereaksi
Lieberman burchard. Dari hasil kromotografi kolom tersebut hanya fraksi 2,4 dan
7 yang memberikan uji positif terhadap steroid. Penguapan pelarut
terhadap fraksi 2 (vial no 3-5) memberikan hasil berupa minyak, pada fraksi 4
(vial no.13) berupa padatan berwarna oranye keputihan dan memberikan 3 noda
ketika dimonitor dengan kromotografi lapis tipis, sehingga
pengerjaan
lebih lanjut difokuskan pada fraksi 7. Pencucian Kristal pada fraksi 7 dengan
menggunakan n-heksana kemudian direkristalisasi dengan methanol, sehingga
didapatkan senyawa yang murni.
Pada artikel di atas Setelah diperoleh ekstrak pekat maka dilanjutkan dengan uji spesifik steroid menggunakan pereaksi Lieberman Burchard.
BalasHapusMengapa pereaksi yang digunakan adalah pereaksi Lieberman Burchard?
apakah dalam uji spesifik steroid tersebut bisa menggunakan pereaksi lain dan apa pengaruhnya apabila menggunakan pereaksi lain ?
Sebelumnya mari kita bahas apa itu reagen LB ? Bagaimana cara membuatnya ?
BalasHapusPertama, reagen LB merupakan suatu reagen yang digunakan untuk mengindentifikasi suatu senyawa steroid.
Cara membuat Liebermann-Burchard : 5 ml asamasetat anhidrat ditambah 5 ml asam sulfat pekat pelan-pelan, kemudian dengan hati-hati pula ditambah etanol absolut sampai volume 50 ml, lalu didinginkan dengan air es. Pereaksi ini harus dibuat baru. Lempeng yang telah disemprot dipanaskan 100o selama 5-10 menit, diamati dibawah sinar UV-366 nm. Sumber http://wayypblog.blogspot.com/2011/03/p.html
Jika mengunakan pereaksi ini, yang terukur bukan kolesterol saja akan tetapi steroid secara keseluruhan atau termasuk juga triterpen jika terdapat golongan senyawa ini dalam sampel. Reaksi pereaksi LB dengan steroid akan membentuk warna hijau, sedangkan triterpen akan membentuk warna biru yang didahului dengan terbentuknya warna lembayung.
Ketiga: Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform setelah. Alasan penggunaan kloroform adalah karena golongan senyawa ini paling larut baik didalam pelarut ini dan yang paling prinsipil adalah tidak mengandung molekul air. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air maka asam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi berjalan dan turunan asetil tidak akan terbentuk. Penambahan sedikit asam asetat glasial sebelum penambahan asam sulfat pekat akan memperjelas pembentukan warna hijau, artinya reaksi menjadi lebih sensitif dan kadar steroid yang dapat diukurpun menjadi lebih kecil. Sumber : tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia/message/12160
Reagen Lieberman Burchard
BalasHapusReagen ini biasa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu kolesterol. Biasanya reagen Lieberman Burchard digunakan dengan cara menyemprotkan larutannya pada kolesterol yang sudah di-kromatografi-kan (TLC). Apabila mengandung Triterpenoid, maka akan memberikan warna merah sedangkan apabila mengandung Steroid, akan memberikan warna biru dan hijau. Reagen Lieberman Burchard dibuat dari Asam sulfat pekat (10 mL) dan Anhidrida Asetat (10 mL).
Dalam identifikasi menggunakan kromatogarafi lapis tipis, kolesterol dilarutkan dalam eluen Benzena : Kloroform (7:3) dengan fase diam Silika Gel GF 254 sehingga memberikan hasil yang paling baik.
http://mylife-diechemie.blogspot.com/2011/09/reagen-lieberman-burchard.html
Dilakukan dengan uji warna dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Pereaksi tersebut merupakan pereaksi yang spesifik untuk steroid, dimana pengujian yang positif akan menghasilkan warna yang spesifik pula, yaitu hijau atau biru hijau (Tarigan, 1980).
BalasHapusDiambil 1 mL ekstrak kloroform dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Ke dalam tabung ditambahkan pereaksi Lieberman-Burchard yang terdiri atas 20 tetes anhidrida asetat dan satu tetes asam sulfat pekat. Warna merah atau ungu yang timbul dan kemudian berubah secara perlahan-lahan menjadi hijau kebiru-biruan menunjukkan adanya steroid.
http://dc502.4shared.com/doc/nAa5nyGY/preview.html
kenapa libermen-burchard digunakan untuk uji steroid ????
BalasHapus